Istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, istighfar tidak hanya menjadi bagian dari ibadah, tetapi juga sarana untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Artikel ini akan membahas beberapa keutamaan istighfar berdasarkan Al-Qur’an dan hadis shahih, serta manfaatnya dalam kehidupan.
Daftar isi Artikel
Dalil Al-Qur’an tentang Keutamaan Istighfar
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan.” (QS. Hud: 3)
Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar dapat membawa kenikmatan dan keberkahan dalam hidup. Dengan beristighfar, seorang hamba mengakui kelemahan dan dosa-dosanya di hadapan Allah, sehingga Allah akan melimpahkan rahmat-Nya.
Hadis tentang Keutamaan Istighfar
Rasulullah SAW, yang telah dijamin masuk surga, tetap rajin beristighfar. Dalam sebuah hadis shahih, beliau bersabda:
“Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengajarkan bahwa istighfar adalah amalan yang sangat penting, bahkan untuk orang yang paling mulia sekalipun. Jika Rasulullah SAW saja melakukannya sebanyak itu, apalagi kita yang sering berbuat dosa.
Istighfar Membawa Keberkahan Hidup
Allah SWT berjanji dalam Al-Qur’an bahwa istighfar dapat mendatangkan rezeki dan keberkahan. Dalam QS. Nuh: 10-12, Allah berfirman:
_”Maka aku berkata (kepada mereka): ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepadamu, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.'”
Ayat ini menjelaskan bahwa istighfar bukan hanya soal ampunan dosa, tetapi juga menjadi kunci keberkahan materi, keluarga, dan lingkungan.
Istighfar Sebagai Pelindung dari Azab Allah
Allah SWT berfirman:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Istighfar menjadi perisai yang melindungi umat manusia dari azab Allah. Selama kita terus memohon ampunan-Nya, Allah akan menahan hukuman-Nya dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Cara Beristighfar yang Benar
Beristighfar tidak hanya diucapkan di bibir, tetapi juga harus dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Salah satu bacaan istighfar yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Waktu-Waktu Mustajab untuk Istighfar
Istighfar bisa dilakukan kapan saja, tetapi ada waktu-waktu yang sangat dianjurkan, seperti:
- Sepertiga malam terakhir, ketika Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-Nya.
- Setelah salat fardu, sebagai bentuk penutup ibadah dan pengakuan akan kekurangan dalam salat.
Kisah Inspiratif tentang Keajaiban Istighfar
Seorang ulama besar, Imam Hasan Al-Bashri, pernah didatangi oleh beberapa orang yang mengeluhkan masalah hidup, seperti kekeringan, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan. Kepada mereka semua, beliau memberi nasihat yang sama: “Perbanyaklah istighfar.” Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam QS. Nuh: 10-12 yang telah disebutkan sebelumnya.
Kesimpulan
Istighfar adalah ibadah yang sederhana tetapi memiliki manfaat yang luar biasa. Selain menjadi sarana untuk meminta ampunan dosa, istighfar juga mendatangkan rezeki, keberkahan, dan ketenangan hati. Mari kita jadikan istighfar sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya. Aamiin.
Leave A Comment